Si Encik sedang meracik martabak. Baunya saja sudah bisa membuat liur menetes deras..
Kami selalu menyebutnya “Martabak-nya Encik”. Memang selain beliau ini, kami belum menemukan martabak manis lain yang dijual seorang Encik dengan 1 asistennya. Selain itu juga karena si encik ini tidak memberi nama warung/toko/kios martabaknya ini. Di depan kiosnya hanya terdapat papan nama yang bertuliskan “martabak manis asli bangka” sehingga akhirnya kami namai saja “martabak encik”.
Sebagaimana umumnya penjual martabak manis bangka, di sini juga tersedia macam-macam isi martabak yang umum, seperti keju, coklat, keju coklat wijen, dll. Juga selain martabak manis dijual berbagai macam kue-kue seperti donat, pukis, beberapa yang kami tau bentuknya tapi ga tau namanya, juga gak ketinggalan cakwe.
Martabaknya ada yang biasa, dan ada yang spesial. Kami ga tau bedanya di mana, karena kami selalu beli yang spesial.. hehehe…
Kami selalu berpendapat si encik ini ajaib. Martabaknya adalah yang paling enak yang pernah kami temui. Kami sudah mencoba berbagai macam martabak dari berbagai penjuru beberapa kota dan belum ada yang rasanya menyaingi martabak-nya encik ini, termasuk beberapa yang di-recommend kenalan dan keluarga. Kalau kami coba terka, sepertinya si encik menggunakan ramuan yang tepat, karena sepertinya tidak ada bahan lain yang tidak digunakan penjual martabak manis lainnya. Juga sepertinya beliau ini juga piawai menentukan kapan harus mengangkat martabak dari loyangnya, karena kami belum pernah mendapati martabak yang kami beli dari beliau yang terlalu lembek, terlalu gosong, atau terlalu kering. Selalu pas.
Lokasinya memang sepertinya tidak “menjanjikan” akan adanya martabak manis yang enak sekali di situ. Sederetan kios beliau itu ada beberapa bengkel, pengrajin, pelukis, dan lain-lain. Tidak ada tongkrongan anak-anak muda yang biasa nongkrong di sekitar tempat makan di beberapa daerah tempat nongkrong. Mungkin juga karena memang jalan di depannya kurang enak dijadikan tempat tongkrongan, karena lumayan sibuk dan kurang lahan parkir. Kamipun menemukannya secara tidak sengaja, suatu malam yang lapar, kami melewati daerah situ dan mencari makanan apa saja yang bisa kami bawa dan makan di mobil.. dan terlihatlah papan nama tersebut di atas, dan kami mampir. Karena amat puas, belasan tahun setelah itu kami selalu ke situ kalau sedang ingin makan martabak.
Dulu di sebelah kios si encik ini ada penjual tongseng yang juga enak sekali. Beberapa tahun lalu dia pindah tanpa meninggalkan alamat tujuan. Si encik sendiri tahunya cuma pindah ke kelapa gading, tanpa tahu alamat tepatnya. Sayang sekali,sampai sekarang kami belum dapat menemukannya lagi, karena itu juga adalah salah satu tongseng terenak yang pernah kami rasakan.
Kembali ke lokasi, tempatnya si encik ini ada di Jalan Balap Sepeda/Velodrome Rawamangun. Lokasinya sejajar dengan Velodrome. Kalau dari jalan Pemuda, arah ke Pulogadung, bila sudah melihat Arion Plaza di sebelah kanan, siap2 belok kiri di lampu merah perempatan, ke arah kayu putih/kelapa gading. Setelah melewati putaran/belokan yang ada di sebelah kanan, mulailah menyusur pelan2 di sebelah kiri. Kalau tidak pelan-pelan kios si encik ini suka terlewat. Kalau sudah ketemu lampu merah lagi, maka sudah kelewatan. Oh ya, bukanya selalu kalau matahari sudah tenggelam, sehingga kalau siang-siang ya tentu masih tutup.
Harganya .. duh… detail..detail… lain kali akan saya catat.. hehehe… tapi saya ingat terakhir beli di sana dua hari yang lalu. Kami pesan 1 buah martabak manis spesial, setengah isi keju mentega, setengah coklat keju wijen, harganya Rp. 35.000,-
Sampai sekarang kami lupa terus mau menanyakan nama si encik, hehehe.. ga enak bolakbalik beli ke situ tapi ga tau namanya. Bahkan dia sudah tau kami mau beli apa hanya dengan kata “Yang biasa cik!”..
Read Full Post »