Ini adalah lanjutan dari tulisan saya yang dulu. Akhirnya e-toll card yang saya beli habis 2 minggu yang lalu. Karena tidak ada waktu untuk mengisi ulang, baru kemarin saya coba isi. Dan ternyata,.. betapa repotnya.
Pertama kali yang saya datangi adalah cabang Bank Mandiri tempat saya membeli e-toll card tersebut. Ternyata ga bisa diisi ulang dengan uang tunai. Harus diisi dari rekening Mandiri, yang saya tidak punya. Heran saya. Karena pada waktu beli, saya sudah tanya apakah bisa diisi ulang di situ dengan tunai, yang dijawab dengan “ya”. Ya sudah, tidak mau repot, saya tanya lagi, di mana saya bisa isi tunai?.. di indomaret katanya.Memang hal ini sudah disebutkan di bungkusan kartu e-toll card yang didapat saat pertama kali di beli.
Lantas segeralah saya meluncur ke Indomaret. Sesampainya di sana, kasir kebingungan, itu kartu apaan? kok bisa2nya datang ke Indomaret?? setelah seorang yang sepertinya berposisi lebih tinggi dari sang kasir buka2 email, ternyata didapati bahwa memang benar adanya bisa diisi di sana, dengan syarat. Saya harus berbelanja minimal 20 ribu rupiah, baru bisa isi tunai. Huaaa??? apa-apaan ini? kok maksa saya untuk belanja? karena memang sedang tidak ada yang ingin dibeli, saya batalkan saja niat untuk mengisi tunai dan pulang dengan hati dongkol.
Pertanyaan yang muncul adalah, kartu e-toll card ini diadakan untuk kemudahan bagi pengguna jalan tol, atau kemudahan bagi pengelola jalan tol??? karena dari segi pengguna seperti saya, menggunakan kartu e-toll card ternyata lebih merepotkan daripada menggunakan uang tunai di gardu tol! Di bank ga bisa isi tunai, di indomaret harus beli barang 20 ribu. Kenapa ga buat rekening di Bank Mandiri? karena saya gak mau. Saya sudah punya 2 rekening tabungan di 2 bank yang berbeda, dan malas nambah rekening lagi. Repot. Berarti setiap bulan saya harus transfer ke rekening mandiri dari rekening tempat saya menerima gaji. Repot.
Apa yang ada di pikiran pengelola jalan tol saat menjalankan program ini?? Alat bayar yang universal diganti dengan alat bayar terbatas dari Bank Mandiri dan Indomaret?? permasalahan saya adalah bukan dengan penunjukan Bank Mandiri sebagai partner, tapi mengenai kebijakannya. Bila alat bayar ini dibuat untuk mempermudah pelanggan, maka sebaiknya dibuat suatu sistem yang memudahkan pelanggan. Baik saya coba berikan contoh:
1. Tetap dengan sistem yang sekarang, namun dapat melakukan pengisian tunai di Bank Mandiri, atau tempat lain, tanpa harus membeli barang terlebih dahulu.
2. Membuat sistem pasca bayar yang ditagihkan setiap bulan, dapat dibayarkan dari mana saja, termasuk rekening bank lain.
3. Membuat sistem kartu sekali pakai semacam voucher yang dapat dibeli dari mana saja seperti voucher telpon saat ini.
4. dst.
Sampai ada perbaikan dari pengelola jalan tol tentang cara pembayaran ini, sepertinya saya akan kembali menggunakan uang tunai saat membayar di gardu tol. Bukannya memudahkan, malah merepotkan.
Tinggalkan komentar